Laman

Friday, August 3, 2012

Ranomi, Gadis Emas Belanda dari Jawa


LONDON, KOMPAS.com — Ranomi Kromowidjojo mewujudkan impiannya untuk menyejajarkan diri dengan dua idolanya sebagai perenang Belanda peraih medali emas olimpiade.

Tidak tanggung-tanggung, Ranomi meriah impiannya di nomor yang dianggap paling bergengsi, 100 meter gaya bebas. Ini merupakan medali emas kedua buat Belanda setelah yang pertama diraih oleh atlet balap sepeda Marianne Vos.

Ranomi sejak kecil mengidolakan perenang putra Pieter van den Hoogenband dan Inge de Bruijn yang pernah meraih 15 medali di Olimpiade Sydney 2000 dan Athens 2004.

Ia bertemu dan berlatih bersama Van den Hoogenband di perkumpulan renang miliknya di Eindhoven bersama rekan-rekannya, Inge Dekker, Marleen Veldhuis, dan Femke Heemskerk. Bersama rekan-rekannya ini, Ranomi meraih perak 4 x 100 meter estafet gaya bebas.

Ranomi kini ditangani oleh Jacco Verhaeren, pelatih bertangan dingin yang juga pernah menangani van den Hoogenband dan de Bruijn.

Ranomi memiliki nama berbau Jawa dari kakeknya, Kromowidjojo. Kakeknya merupakan seorang pekerja kontrak dari Jawa yang berimigrasi ke Suriname. Ia kemudian menetap dan berkeluarga di sana. Ayah Ranomi kemudian pindah ke Belanda, menikah dan memiliki anak, Ranomi.

Di nomor 100 meter gaya bebas, Ranomi menyentuh dinding nomor empat saat pembalikan. Namun, saat finis ia mencatat waktu 53,00 detik, yang merupakan rekor baru olimpiade.

"Lomba yang hebat. Namun, saya tidak puas dengan catatan waktu," kata Ranomi yang memiliki catatan waktu terbaik tahun ini 52,75 detik. "Walau begitu, medali emas tetaplah medali emas, dan saya memang mencari medali emas."

Tempat kedua diduduki Aliaksandra Herasimenia dari Belarus dengan 53,38 detik, sementara perunggu diraih atlet China, Tang Yi, dengan 53,44 detik.
Namun, medali emas tetaplah medali emas, dan saya memang mencari medali emas.







No comments:

Post a Comment