Laman

Tuesday, July 10, 2012

Menguak Fenomena Rep-repan / Ketindihan




Rep-repan adalah istilah di masyarakat Indonesia terhadap kondisi dimana anda tiba-tiba terbangun dari tidur namun sulit bergerak atau berteriak minta tolong.
Banyak yang percaya ada campur tangan makhluk halus dalam kejadian itu. Bahwa yang menindih adalah makhluk halus besar yang beniat mengganggu seseorang yang tengah terlelap tidur. Mitos ini terus dipercaya secara turun-temurun oleh masyarakat Indonesia.
Namun, itu semua hanyalah halusinasi kita saja, karna kurang tidur atau gejala gejala sleep apnea atau sleep paralysis.
Sleep apnea itu sendiri adalah gangguan atau kelainan yang ditandai dengan reduksi bahkan penghentian napas selama tidur. Kejadian ini umumnya terjadi pada orang dewasa dan sangat jarang terjadi pada anak-anak. Biasanya kondisi ini berhubungan dengan pengalaman penyakit seseorang. Periode apnea selama serangan terjadi penurunan atau perhentian pernapasan secara tiba-tiba, selama 10 detik atau lebih. Jika penghentian bernapas sepenuhnya atau waktu kurang dari 25% dari napas normal dalam jangka waktu yang berlangsung selama 10 detik atau lebih. Hal ini meliputi penghentian aliran udara yang berdampak penurunan sekitar 4% oksigen dalam darah, sehingga secara langsung menyebabkan pengurangan transfer oksigen ke dalam darah.
Gangguan ini biasanya terjadi selama tidur. Ketika Sleep apnea ini terjadi, orang tersebut akan mengalami gangguan tidur karena gangguan pernapasan dan berkurangnya kadar oksigen dalam darah.
Dalam ilmu kedokteran, gangguan pernapasan dan keparahan gangguan tidur ini, diukur berdasarkan Apnea-Hypopnea Indeks (AHI) yaitu suatu indeks keparahan yang menggabungkan apneas dan hypopneas. Gambaran tingkat keparahan dari keseluruhan sleep apnea ini, termasuk gangguan tidur dan desaturations (tingkat rendahnya oksigen dalam darah). Indeks lain yang digunakan untuk mengukur sleep apnea adalah gangguan pernapasan indeks (Respiratory Defect Index).
Dan biasanya bisa terjadi sleep apnea ini disertai mimpi buruk, dan mimpi buruk itu terjadi karena beberapa faktor, mungkin kecapean, stress, atau pengaruh film horor yang kita tonton 
Dalam keadaan terbangun saat mimpi buruk dan di ikuti banyak penampakan itu smua hanya halusinasi otak kita saja karna kita bangun dari mimpi masih berbayang dan belum kendali dunia nyata kita sehingga banyak bayangan bayangan yang terlihat dengan mata telanjang. 
Masih seputar tidur, tahukah kalian apa yang dimaksud "NARKOLEPSI" narkopelis itu adalah serangan tidur, dimana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit, tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di malam hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur.

Gangguan terjadi pada mekanisme pengaturan tidur. Tidur, berdasarkan gelombang otak, terbagi dalam tahapan-tahapan mulai dari tahap 1, 2, 3, 4 dan Rapid Eye Movement (REM.) Tidur REM adalah tahapan dimana kita bermimpi. Pada penderita narkolepsi gelombang REM seolah menyusup ke gelombang sadar. Akibatnya kantuk terus menyerang, dan otak seolah bermimpi dalam keadaan sadar.

Untuk mengenali penderita narkolepsi, terdapat 4 gejala klasik (classic tetrad):
  1. Rasa kantuk berlebihan (EDS)
  2. Katapleksi (cataplexy)
  3. Sleep paralysis
  4. Hypnagogic/hypnopompic hallucination.
Katapleksi merupakan gejala khas narkolepsi yang ditandai dengan melemasnya otot secara mendadak. Otot yang melemas bisa beberapa otot saja sehingga kepala terjatuh, mulut membuka, menjatuhkan barang-barang, atau bisa juga keseluruhan otot tubuh. Keadaan ini dipicu oleh lonjakan emosi, baik itu rasa sedih maupun gembira. Biasanya emosi positif lebih memicu katapleksi dibanding emosi negatif. Pada sebuah penelitian penderita narkolepsi diajak menonton film komedi, dan saat ia terpingkal-pingkal tiba-tiba ia terjatuh lemas seolah tak ada tulang yang menyangga tubuhnya.
Kondisi mimpi yang menyusup ke alam sadar bermanifestasi sebagai halusinasi. Penderita narkolepsi biasanya berhalusinasi seolah melihat orang lain di dalam ruangan. Orang lain tersebut bisa orang yang dikenal, teman, keluarga, sekedar bayangan, hantu atau bahkan makhluk asing, tergantung pada latar belakang budaya penderita.
Dengan gejala-gejala yang tidak biasa ini, tidak jarang keluarga menganggap penderita narkolepsi mengidap gangguan jiwa.

No comments:

Post a Comment